Halaman

Jumat, 25 Juli 2014

Tugas Liburan

Olahraga Memang Diperlukan

Berolahraga adalah suatu kegiatan yang dapat dilakukan semua orang dengan tujuan untuk menyegarkan tubuh agar persendian yang ada di tubuh kita tidak kaku. Namun dengan beranjaknya jaman kegiatan-kegiatan seperti itu malah menghilang, banyak anak-anak jaman sekarang yang lebih suka menghabiskan waktunya di depan computer atau laptopnya.
Memang sekarang jaman telah berubah dari gaya berpakaian, makanan, bahkan kebiasaan orang-orang hampir seluruhnya berubah. Seperti pengalaman saya, saat saya masih kecil permainan yang popular pada saat itu adalah kelereng, layangan, sepak bola. Namun sekarang anak kecil sudah mengenal HandPhone, tablet, computer dan lain-lain.
Perubahan-perubahan itu membuat banyak sekali perbedaan. Orang-orang yang biasanya sering beraktifitas menjadi jarang. Padahal saat kita bermain permainan yang sering menggunakan anggota tubuh kita itu sekaligus berolah raga jadi sendi-sendi yang ada pada tubuh kita tidak kaku. Walaupun seperti yang kita ketahui semua yang kita lakukan mempunyai resikonya masing-masing.
Berolahraga juga oleh sebagian orang merupakan cara mereka untuk lepas dari stress yang menimpa mereka. Seperti jogging, dengan jogging kita dapat menghilangkan stress karena dengan melihat pemandangan dan menghirup udara segar dapat menjernihkan pikiran kita. Dan renang karena kontak dengan air bisa melemaskan tubuh dan pikiran, serta olahraga-olahraga yang dilakukan bersama-sama dengan orang lain karena dengan cara ini dapat memberikan keseimbangan serta menghilangkan penat dan stress, karena keringat memacu produksi hormon endorphin saat anda bersenang-senang dengan orang lain.
Berolahraga yang biasanya kita tahu dapat menyehatkan tubuh, dapat menurunkan berat badan dan badan terlihat bagus, namun tahukah kalian jika olahraga baik bagi kesehatan kulit.  Dengan berolahraga aliran darah secara umum akan meningkat ke seluruh jaringan tubuh termasuk ke kulit. Manfaatnya untuk kulit yaitu peningkatan aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi akan membuat sel-sel kulit menjadi lebih sehat. Selain itu, pembuangan sisa metabolisme dan toksin termasuk juga radikal bebas dari sel-sel kulit menjadi lebih baik. Olahraga juga dapat mengurangi stress sehingga beberapa penyakit kulit yang berhubungan dengan stress seperti jerawat dan dermatitis (eksim) akan mengalami perbaikan karenanya.
Kegiatan berolahraga juga dapat dilakukan di waktu-waktu senggang dalam keseharian kita, contohnya bisa skiping di pagi hari, push up sebelum mandi dan lain lain. Dijaman yang modern ini sebuah hari libur dimanfaatkan oleh sebagian orang hanya untuk beristirahat, padahal jika mereka ingin sehat mereka dapat menggunakannya untuk olahraga, karena biasanya jika liburan hanya digunakan untuk hal-hal yang mengistirahatkan tubuh membuat tubuh ini menjadi kaku. Dan saat selesai liburan mereka dapat merasakan badan mereka lemas dan lain-lain, karena itu jika orang-orang membiasakan olahraga yang rutin itu akan lebih baik bagi mereka . Dan juga manfaat olahraga itu banyak jadi tidak masalah jika melakukannya.


Senin, 23 Juni 2014

Tugas project siswa


Belajar Dengan Musik
Belajar bagi sebagian remaja merupakan hal yang membosankan, namun belajar adalah suatu yang penting untuk menambah wawasan pengetahuan kita. Dan pada saat ini ada suatu solusi yang dapat mengatasi masalah tersebut. Yaitu belajar sambil mendengarkan musik, dari yang saya ketahui bahwa lagu dapat membuat pikiran seseorang tenang, oleh karena itu menurut saya belajar sambil mendengarkan lagu merupakan cara patut untuk dicoba.
Dari beberapa artikel yang saya baca musik dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang. Ini terjadi karena didalam otak manusia, terdapat jutaan neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif ketika kita mendengar musik. Neuron-neuron ini menyebar ke berbagai daerah di otak, termasuk pusat auditori di belahan kiri dan belahan kanan. Mulai dari peristiwa ini musik berkaitan dengan kecerdasan seseorang. Dan juga ini merupakan terobosan untuk pembelajaran yang tidak membosankan. Jadi menurut saya pembelajaran akan lebih menyenangkan dan mengasikkan jika dilakukan sambil mendengarkan lagu.
Namun di Indonesia sendiri pembelajaran seperti ini belum diterapkan oleh semua pengajar, entah pembelajaran seperti ini masih dianggap tabu atau apa. Dari yang saya lihat pengajar lebih menginginkan pembelajaran yang tegas dengan asumsi jika pembelajarannya tegas para siswa akan cepat paham dan dapat menangkap apa yang telah disampaikan. Namun menurut saya tidak semua siswa seperti itu, saya ambil contohnya dari lingkungan disekitar saya. Banyak remaja yang saya lihat saat mereka belajar pasti sambil mendengarkan lagu dan termasuk teman-teman yang saya anggap cerdas. Dan hasilnya pun kebanyakan positif, saat saya mencoba menggunakan metode seperti itu saya pun merasa seakan-akan belajar itu menyenangkan. Dan juga tanggapan teman-teman saya kebanyakan positif seperti :
 karena materi bisa lebih cepat masuk ke otak.”

“ mendengarkan musik bisa membuat lebih semangat.” 
“ bisa merelaksasi kinerja otak.” 
“ Berpengaruh untuk memacu adrenalin kita jadi termotivasi untuk belajar.” 
“ Sangat berpengaruh , karena jika ada musik materi yang didapatkan lebih cepat ditangkap.”

namun juga pengaruhnya tidak semua positif ada juga pengaruh negatif. Contohnya yaitu tidak semua orang bisa menerapkan metode ini, karena ada juga orang yang bisa belajar hanya dengan keadaan tenang. Kedua tentu jika kita mendengarkan lagu sambil belajar tidak menggunakan headset atau earphone akan mengganggu teman-teman kita yang lain. Dan yang terakhir adalah music hanya untuk penyemangat saja.


Sebenarnya masih banyak lagi metode-metode dalam belajar, dan menurut saya pengajar-pengajar harus menerapkan metode-metode tersebut agar para siswa tidak memiliki asumsi-asumsi yang negative seperti belajar itu membosankan. Seharusnya pembelajaran-pembelajaran itu menyenangkan, mengasikkan dan mudah diterima.

Rabu, 14 Mei 2014

Ni tugas sekolahku, kalo kamu?

Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah : Sebuah Identitas Bangsa


Indonesia adalah negara yang kaya. Tidak hanya                dari sumber daya alam yang melimpah, tapi juga melalui sebuah kebiasaan masyarakat yang terbentuk menjadi sebuah budaya, yang tersebar di  17.000 pulau dari Sabang sampai Merauke. Tidak terkecuali bahasa yang begitu beragam. Saat ini, berdasarkan laporan hasil penelitian Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-Bahasa di Indonesia yang dilakukan oleh Badan Bahasa tahun 2008, telah berhasil diidentifikasi 442 bahasa, dan hingga tahun 2011 telah terjadi penambahan sebanyak 70 bahasa yang membuat kesuluruhan mencapai 514 bahasa. Jumlah tersebut sendiri belum pasti, karena masih ada beberapa daerah yang belum diteliti. Pada situasi multilingual ini, kontak bahasa menghasilkan saling serap antara unsur bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Sehingga berpengaruh pula pada bahasa nasional yang mempersatukan kita sampai pada saat ini, yakni bahasa Indonesia.
Eksistensi bahasa daerah ini tentu saja memberikan kontribusi besar dalam bahasa Indonesia sendiri, karena banyak sekali konsep yang berasal dari bahasa daerah yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain, bahasa daerah yang luar biasa jumlahnya tersebut memperkaya bahasa Indonesia. Dalam konteks persatuan, bahasa daerah yang diserap ke dalam bahasa  Indonesia menjadi tolak ukur dan secara tak langsung menumbuhkan rasa memiliki bahasa.
Namun, akhir-akhir ini, kecintaan kita terhadap bahasa semakin memudar seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi. Hal ini sudah menjadi satu paket utuh. Salah satu indikator yang mendukung hal ini adalah pengamatan seorang budayawan yang mendapatkan penghargaan dari the habibie centre tahun 2009, Ajip Rosidi, menyatakan bahwa setiap tahunnya bahasa daerah berkurang tanpa kita sadari. Efeknya dapat meluas tidak hanya bahasa daerah tertentu, tapi juga pada bahasa nasional yang satu, Bahasa Indonesia. Belum lagi berita Tempo Interaktif tanggal 4 september 2007 yang mengemukakan bahwa 10 bahasa daerah di indonesia telah punah. Lalu ditambah oleh pendapat pakar Universitas Sebelas Maret Solo, Prof. Dr. H. Edi Subroto, bahwa beratus-ratu bahasa daerah di indonesia rawan punah. Padahal, bahasa merupakan salah satu indentitas yang membuat kita utuh sebagai suatu bangsa, lalu mengapa rasa cinta ini perlahan memudar?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang mempunyai makna. Terlepas dari hal tersebut, Wibowo mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi yang bersifat arbiter dan konvensional yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Abdul Chaer mengemukakan bahwa bahasa merupakan suatu sistem, bahasa adalah fenomena yang mengubungkan dunia makna dengan bunyi.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang bermakna, langsung dan sifatnya menghubungkan manusia yng satu dengan manusia yang lainnya untuk saling berinteraksi.
Bahasa Indonesia sesuai dengan pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945 adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, sesuai dengan Sumpah Pemuda tanggal 28 oktober 1928, Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan rakyat Indonesia. Sedangkan, bahasa daerah dalam seminar Politik Bahasa (2003) adalah bahasa yang dipakai sebagai perhubungan intradaerah atau intramasyarakat disamping bahasa Indonesia dan yang dipakai sebagai sarana pendukung sastra serta budaya daerah atau masyarakat etnik di wilayah Republik Indonesia. Dapat pula dimaknai sebagai suatu bahasa yang diututurkan dalam suatu wilayah dalam suatu negara kebangsaan, baik itu daerah kecil, ataupun daerah yang lebih luas. Hal ini disempurnakan lagi dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 yang menyatakan bahwa bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan secara turun temurun oleh warga negara Indonesia di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masing-masing dari hal tersebut, memiliki fungsi yang jelas. Misalnya, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi, adaptasi dan integrasi dalam lingkungan sekitar. Lalu, bahasa daerah sebagai peranan berkelanjutan dari masa lalu sebagai warisan leluhur dan penanda identitas kedaerahan. Bahasa Indonesia dan bahasa daerah, seperti yang telah disebutkan di awal, memiliki hubungan dan saling terikat. Bahasa daerah adalah pendukung, pelengkap dan memperkaya bahasa nasional.

Lantas dengan pengertian dan hal yang jelas tersebut, kenapa khasanah bahasa mulai memudar? Padahal begitu banyak hal yang bisa menjadi cerminan bangsa kita, bahkan hanya sekedar dari aspek bahasa, baik itu bahasa daerah maupun bahasa nasional.
Ada banyak faktor yang bisa mendasari hal ini. Secara garis besar, penuli menarik fakta bahwa ketidakpedulian masyarakat yang terlena pada arus globalisasi (dan tentu saja, kehilangan kemampuannya sebagai seorang local genius—kemampuan individu untuk memfilter sesuatu yang baru dan menyesuaikannya dengan budaya sendiri) telah meniadakan unsur paling penting dalam penghidupan dan pelestarian bahasa, yakni subjek yang ingin berusaha.
Dalam hal ini, ideologi bahasa Indonesia harus bertarung dengan tantangan internasionalisme tersebut untuk menegakkan eksistensinya mengintegrasikan bahasa persatuan, utamanya dalam meningkatkan keterampilan berbahasa karena pendidikan bahasa di negara Indonesia sendiri lebih menitik beratkan pada bidang linguistik sehingga bahasa hanya dipandang sebagai subtansi semata.
Contoh sederhana dari hal tersebut adalah Teknologi Short Message Service (SMS) atau layanan pesan singkat. Dalam konteks teknologi dan ekonomi,  penggunaan SMS sangat menguntungkan, namun jika dikaitkan dengan kebahasaan, bahasa SMS telah merusak kaidah bahasa dan tata bahasa. Bukan masalah sebenarnya tidak menggunakan tata bahasa, selama hal tersebut dimengerti, tapi hal itu juga perlu disertai dengan keberadaan situasi dan kondisi individu bersangkutan. Berusaha untuk menulis lengkap dan tidak terlalu menyingkat perlu dibiasakan, demi pengembangan dan pemeliharaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional.
Contoh lainnya ialah akademisi yang membuat penelitian dengan mencampur aduk bahasa asing dan bahasa Indonesia dengan dalih tidak ada padanannya. Padahal, dengan adanya bidang teknologi informatika telah disusun acuan berbahasa Indonesia. Ada lagi yang berdalih tampak hebat dengan penggunaan bahasa asing dalam setiap ucapan. Hal ini tentu saja kurang etis, mengingat orang yang benar-benar hebat adalah orang yang mampu menempatkan kata-katanya dengan tepat sasaran, tidak lebih, tidak kurang.
Bukan hal yang tidak baik apabila kita berusaha mempelajari bahasa asing, tapi kita perlu mengingat handai taulan dan negara yang menjadi tempat kita besar. Bahasa asing itu perlu, tapi jangan sampai menggantikan betapa penting nya bahasa daerah dan bahasa Nasional yang menjadi salah satu identitas kita sebagai seorang rakyat Indonesia.

Faktanya, Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar utamanya dalam dunia pendidikan Indonesia. Namun dalam realitanya, pengguna sering mengabaikan aturan. Tidak hanya masyarakat umum, juga kaum intelektual. Contoh sederhana, pemakaian huruf kapital dan tanda baca, juga pemaknaan yang kurang tepat. Jika bahasa yang mempersatukan saja sudah memiliki ambiguitas tinggi, bagaimana kepribadian kita? Bukankah semakin melenceng kearah yang tidak baik?
Prof. Dr. Benny Hoedoro Hoed, pakar bahasa dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, dalam sebuah diskusi di Lembaga Pers Dr. Soetomo, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat(23/10) mengatakan bahwa Bahasa Indonesia sangatlah penting dalam kehidupan bernegara. Menurutnya, bahasa baku memiliki fungsi mempersatukan negara Indonesia yang terdri dari berbagai bahasa daerah. Bahasa Indonesia baku diperlukan untuk memperlancar atau memfasilitasi komunikasi pada tataran nasional.
Apa yang terjadi di Indonesia ini termasuk hal istimewa dibanding beberapa negara lain yang mengalami kesulitan menetapkan bahasa persatuan. Di India ada bahasa Hindi dan Inggris, di Belgia menggunakan bahasa Belanda dan Perancis. Lalu ada tiga bahasa yang dipakai di Swiss, yakni Italia, Perancis, dan Jerman. Kanada ada bahasa Inggris dan perancis.

Selain dampaknya pada bahasa nasional, ada pula dampak lain yang mengancam bahasa daerah. Seiring dengan hilangnya bahasa nasional yang tepat, tergantikan dengan bahasa luar, bahasa daerah juga perlahan-lahan akan punah, menghuni museum seperti benda peninggalan purbakala.
Faktor yang membuat terlupakannya bahasa daerah adalah sedikitnya jumlah penutur yang menggunakan bahasa tersebut. Lalu, hal lain yang mempengaruhi adalah kekerapan penggunaan kosakata oleh wartawan, penulis, sastrawan, tokoh politik, dan ketersediaan konsep baru pada kosakata daerah yang tidak dimiliki bahasa Indonesia.
Bahasa daerah sendiri juga memiliki perbedaan makna di satu daerah dengan daerah yang lainnya. Maka adalah bahasa indonesia sebagai pemersatunya. Sehingga tidak menimbulkan konflik horizontal didalam masyarakat. Maka itu, bahasa Indonesia perlu dijunjung tinggi, karena hal ini, jika tdak digunakan secara tepat, dapat mempengaruhi hingga kedalam kesatuan bangsa dan negara.
Maka kita sebagai masyarakat bangsa Indonesia harus selalu memelihara bahasa Indonesia, bahasa Negara kita. Dengan sering menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, walaupun saat ini dunia mengalami globalisasi namun kita tidak boleh meninggalkan identitas. Tidak ada yang mau jika salah satu komponen penting Negara menghilang begitu saja bukan? Untuk melakukan itu kita perlu melakukannya dari diri kita sendiri.